(^_~)

(^_~)

Friday 20 December 2013

Cintailah Allah lebih dari segala galanya.. :')

Bissmillahirrahmirrahim,, Assalamualaikum,,

Allahu, Allahu, Allahu.. :')

Hikmah Mencintai Allah di atas yang lain
Jika kita mencintai selain Allah melebihi rasa cinta kepada Allah, hanya akan membuat kita sedih. Karena selain Allah itu fana. Akan binasa. Jika bukan kita yang meninggalkannya, merekalah yang meninggalkan kita. Banyak orang yang frustrasi, depresi, dan putus asa karena lebih mencintai selain Allah.
Jika kita lebih mencintai diri kita sendiri, kita akan selalu was-was karena kita akan jadi tua, buruk, lemah, dan akhirnya meninggal.
Jika kita lebih mencintai ibu, bapak, istri, anak, kekasih, dan sebagainya daripada Allah, maka jika mereka meninggal, hati kita akan hancur. Hidup kita bisa hampa.
Tapi jika kita mencintai Allah, ketahuilah bahwa Allah itu kekal. Dia akan selalu bersama kita di dunia dan di akhirat nanti.  Insya Allah jika kita lebih mencintai Allah dari yang lain, kita tidak khawatir atau pun bersedih hati karena Allah senantiasa bersama kita.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)



Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT

Ustadz Muhammad Arifin Ilham
Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT.
Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna.
Yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT.
Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh.
Yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya.
Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah.
Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka’bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah.
Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah.
Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur’anul karim.
Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun.
Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia.
Kemudian percaya yakin beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus: 62-64)
Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka.
Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-Nya.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik.

Sunday 15 December 2013

Apa itu Ta'aruf..? :)

Bissmillahirrahmanirrahim.. Assalamualaikum sahabat..
Cerita yg saya nak smpaikan berkenaan maksud Ta'aruf.. 
Sebenarnya saya dapat tahu perkataan Ta'aruf dari Group Usrah yg sya dah sertai kat whatsapp.. haha.. fresh lagikan tak tahu pape.. huhu,, 
Okey Ta'aruf ...
Secara bahasa ta'aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata ta’aarafa. Seperti ini sudah ada dalam Al-Qur’an. Simak saja firman Allah (yang artinya),
“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu) ...” (QS. Al Hujurat: 13).
Kata li ta’aarafuu dalam ayat ini mengandug makna bahwa, aslinya tujuan dari semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua saling mengenalyang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, ta’aruf bisa berarti saling mengenal. Dengan bahasa yang jelas ta’aruf adalah upaya sebagian orang untuk mengenal sebagian yang lain.
Jadi, kata ta’aruf itu mirip dengan makna ‘berkenalan’ dalam bahasa kita. Setiap kali kita berkenalan dengan seseorang, entah itu tetangga kita, orang baru atau sesama penumpang dalam sebuah kendaraan umum misalnya, dapat disebut sebagai ta’aruf. Ta’aruf jenis ini dianjurkan dengan siapa saja, terutama sekali dengan sesama muslimuntuk mengikat hubungan persaudaraan. Tentu saja ada batasan yang harus diperhatikan kalau perkenalan itu terjadi antara dua orang berlawanan jenis, yaitu pria dengan wanita. Untuk itu umat islam sudah menganjurkan memberlakukan hijab bagi wanita muslimah, yang bukan hanya berarti selembar jilbab dan baju kurung yang menutupi tubuhnya dari pandangan pria yang bukan mahram, tapi juga melindungi pergaulannya dengan lawan jenis yang tidak diizinkan syari’at. Contoh dari pergaulan yang tidak diizinkan syari’at ini ialah berduaan atau bercampur-baur antara beberapa orang yang berlainan jenis dalam satu tempat secara berbauran, pergi bersama pria yang bukan mahram, dan berbagai hal lain yang dilarang syari’at. Semua itu tidak otomatis menjadi halal bila diatasnamakan ta’aruf.
Ta’aruf atau perkenalan yang dianjurkan dalam islam adalah dalam batas-batas yang tidak melanggar aturan islam itu sendiri. Kalau dalam soalan makan, minum dan berpakaian saja islam memiliki aturan yang harus dijaga, misalnya tidak sembarang makan dan minum itu halal, dan tidak sembarang pakaian boleh dipakai, maka untuk hal-hal lain yang lebih kompleks islam tentu juga memiliki aturannya. Adab pergaulan, adab berkenelan, adab mengenal sesama muslim, juga memiliki aturan yang harus diperhatikan. Jadi jangan sekali-kali mencampuradukkan antara anjuran berkenalan atau mengenal sesama muslim dengan larangan-larangan agama seputar proses berkenalan tersebut. Bila dilakukan, maka hal itu sama saja dengan mencampuradukkan antara makanan halal dengan haram, dengan dalil karena manusiahidup harus makan, dan bahwa makan minum itu boleh dilakukan diluar puasa.
Kemudian dalam makna khusus proses pengenalan sesorang terhadap pria atau wanita yang akan dipilih sebagai pasangan hidup sering juga disebut sebagai ta’aruf. Sebagai istilah ta’aruf tentu saja bebas nilai, sampai ada hal-hal yang memuat aplikasi dari hal-hal yang dianjurkan atau diwajibkan, atau sebaliknya, justru hal-hal yang tidak baik atau dilarang. Sejauh yang kami tahu, ungkapan ta’aruf ini tidak pernah disebutkan sebagai istilah khusus sengan arti perkenalan antar dua orang berlainan jenis yang ingin menjajaki kecocokan sebelum menikah. Karena tak ada penggunaan istilah yang sama untuk makna tersebut, maka sekali lagi kata ta’aruf ini masih bebas dinilai. Dan karna bebas nilai inilah, maka aplikasi ta’aruf ini pun bisa ditarik ulur menjadi nilai-nilai yang dianjurkan atau bahkan diwajibkan, atau sebaliknya, justru menjadi nilai-nilai yang dilarang dan diharamkan..
Thankz sbb sudi baca sedikit dakwah dari saya yg still fresh.. Syukran.. :')

Past is Past.. :)

Bissmillahirrahmanirrahim.. Assalamualaikum..
Seperti yang saya tulis 'Past is Past' ini trsirat dalam hidup saya .. kita tak boleh nak patah balik dengan apa yg berlaku sebelum ini right? Jadi.. Kita jadikanlah setiap yang berlaku itu sbagai pengajaran dan anggaplah ia adalah cara untuk menjadikan kita matang dari segala kesilapan kita.. ' Setiap yang berlaku pasti ada hikmahnya'.. Setiap yg berlaku Allah yg tentukan kerana Allah nak beri peluang pada kita untuk berubah.. Sedar tak sedar,, sebenarnya Allah rindukan tangisan kita.. sbb itulah Allah sentiasa beri dugaan yg besar pada kita supaya Dia dapat mendengar tangisan kite,, biarlah kita menangis sepuas puas untuk mendpatkan CINTA Allah daripada kita menangis kerana CINTA manusia yg sia sia saja.. "CINTA ALLAH itu sngat anggung..".. 
Sentiasalah ingat Allah walau dimana jua.. smpai disini saja.. maaf jika tersilap kata 'tulis'.. jika salah harap diminta tunjuk ajar sahabat.. :) Assalamualaikum.. syukran.. 
Thankz for watching my blog.. :)

Musahabah diri.. :)

“Berkecamuk.. bercelaru.. annoyed.. irritated.. tidak tenang.. ahh.. semua perasaan yang tidak enak datang menyerang diri. Kenapa ye? Adakah itu tandanya diriku sudah jauh dari Allah?
Cuba untuk membebaskan diri dari belenggu kesedihan dan kepedihan kehidupan. Terasa seolah-olah hidup ini tiada apa yang boleh dibanggakan dan digembirakan. Seolah-olah hidup ini untuk merasa susah. Terasa sukar.. nafas memberat.. menyesakkan dada dan fikiran.. mengeluh..
Ahhh… apa je yang aku buat mesti tak jadi la. Ehhh.. sudah pandai mahu menafikan kejayaan yang pernah ditempuhi? Ahhh.. itu dulu.. sekarang aku rasa hidup aku sudah tidak punyai tujuan.. terumbang-ambing.. hanyut dibawa arus ombak lautan.. lemas.. lemas di tengah-tengah lautan.. seolah-olah tidak ternampak sinar cahaya dalam kehidupan.. gelap gelita.. sempit..
Usah cerita la tentang kejayaan hidup.. apa erti kejayaan pun aku sudah tak tahu.. nak hidup senang dan bahagia macam orang lain? Kirim salam aje laa.. langsung tak nampak la bayang-bayang kebahagiaan tu.. tu sume nonsense laa.. tak wujud pun.. kenapa dunia ni terlalu kejam terhadap aku? Padahal aku tak buat salah pun kat orang lain.. aku tak pernah sakitkan hati orang lain.. aku tak pernah kacau hidup orang lain.. kenapa orang lain nak menyakitkan hati aku? Aku tak pernah mintak dilahirkan begini.. tinggalkan aku seorang diri.. aku tak pernah pun nak menyusahkan hidup orang lain.. tak boleh kah aku mengecapi bahagia sebagaimana orang lain..”
Stop.. stop.. stop kat situ..
Sahabat.. sesungguhnya kehidupan ini tidak semudah yang diharapkan. Ia juga tidak sesukar yang disangkakan..
Kenapa harus menzalimi diri sendiri dengan sangkaan-sangkaan yang buruk, fikiran-fikiran yang negatif, sedangkan ruang untuk bersangka baik dan berfikir positif itu terbentang luas.
Sebagaimana firman Allah di dalam sebuah Hadis Qudsi:
“Aku adalah apa yang hambaKu sangkakan, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingatiKu”
Bersangka baiklah terhadap Allah.. sekiranya kita mahu yang baik-baik sahaja yang datang kepada kita. Sesungguhnya, Dia tidak akan memberi ujian kepada kita sekiranya kita tidak mampu untuk menanggung ujian tersebut.
Ya.. memang hakikatnya hidup ini terlalu sukar seperti yang digambarkan. Selalu teraniaya, dianiaya sengaja atau tidak sengaja. Seolah-olah semua orang sekeliling kita itu kejam kerana suka menganiaya kita yang lemah tidak berdaya ini. Tapi, tahukah kita bahawa kita lah yang sebenarnya kejam dan menganiaya diri sendiri?
Kenapa? Kerana kita terus-terusan mencari kelemahan dan kesalahan orang lain terhadap kita. Tahukah kita bahawa mencari kesalahan dan kesilapan orang lain bagaikan meneguk air laut, mengundang dahaga yang tidak akan hilang. Tapi tidak pula kita cuba untuk muhasabah diri, mengorek dan mencari kesilapan terhadap diri sendiri.. Mungkin kerana ego yang meninggi hingga merasakan apa yang kita lakukan sentiasa betul dan apa yang orang lain lakukan sentiasa salah.
“Ahh.. suka-suka je penulis ni cakap aku tak pernah muhasabah diri. Suka-suka je cakap aku ni sombong tak sedar kesilapan diri. Macam la dia tahu apa yang aku hadapi.. huh.. pastu balik-balik cerita pasal agama.. balik-balik cerita pasal agama.. haish.. macam la dia tu baik sangat! Kita cerita pasal orang aniaya kita laaa..”
Memang laa balik-balik cerita pasal agama, balik-balik cerita pasal agama sebab memang fitrah manusia sentiasa berkehendakkan kepada agama. Dan… setiap orang pasti diuji dengan perasaan yang sama cuma berbeza kaedah ujiannya. Usahlah skeptik dengan mereka yang cuba membantu diri kita menyeru diri agar kembali kepada Allah.. supaya tidak terus-terusan lalai dan alpa dengan tipu daya nafsu dan pujukan syaitan.. kerana kita sebenarnya bertuah kerana masih ada yang sudi menemani dan membawa kita kepada jalan-Nya; perjalanan mencari ketenangan dan keredhaan Ilahi. Sebenarnya, sejauh mana kita berlari, setinggi mana kita terbang, kita tidak akan sekali-kali menjumpai jalan yang terbaik kepada penyelesaian masalah sebuah kehidupan selagi kita tidak kembali kepada Allah. Itu adalah hakikat yang wajib diakui sebagai seorang hamba.
Sahabat, what goes around comes around.. andainya kita rasa kita tidak pernah menganiaya orang lain, tapi mungkin ada kesilapan dan kesalahan yang kita lakukan tanpa sedar mrnyebabkan orang lain teraniaya. Tak semestinya kesilapan yang kita lakukan kepada orang lain akan dibalas dengan perbuatan yang sama terhadap kita. Mungkin ia datang dalam bentuk lain yang bertujuan untuk menyedarkan kita. Terpulang kepada diri sendiri untuk memperhalusi pengajaran dan hikmah di sebalik setiap ujian itu.
Seorang mukmin sejati akan sentiasa diuji dan terus diuji. Sehingga disebut dalam sebuah hadith : “Seorang mukmin akan senantiasa diuji sehingga dia berjalan di atas muka bumi dalam keadaan bersih daripada dosa-dosa.” (dipetik dari status FB myilham.com).
Bertuahlah andainya kita berjaya menghadapi ujian kehidupan supaya dapat berjalan di atas muka bumi dalam keadaan yang bersih daripada dosa-dosa.
Sungguh, manusia tidak pernah akan terlepas dari melakukan dosa dan maksiat. Sebagai seorang manusia biasa yang tidak sekali-kali akan memiliki sifat maksum, apa yang boleh kita lakukan adalah meminimumkan dosa-dosa dan maksiat-maksiat tersebut. Rasa bersalah.. rasa berdosa menghantui diri.. membelenggu hati, jiwa dan perasaan.. kekadang sampai rasa tidak mampu untuk move on. Terasa seolah-olah; “ahhh.. hidup aku memang ditakdirkan susah macam ni.. nak wat camne.. pasrah aje laaaa”
Sahabat, sesungguhnya terdapat perbezaan yang jelas di antara pasrah dan redha. Pasrah bererti menyerah tanpa berusaha. Redha bererti menerima ketentuan Allah tanpa rasa kecewa dan tertekan dan pada masa yang sama berusaha untuk mengubah keadaan, seterusnya berdoa dan bertawakkal agar apa yang diingini dapat dicapai.. insya Allah.. let bygone be bygone.. usahlah hidup dalam masa silam.. kita punyai masa sekarang dan masa depan yang gemilang yang perlu dicorakkan.. yang lepas, biarkanlah.. yang penting, masa hadapan.. Allah tidak memandang kejayaan kita dalam menempuh ujian, tetapi Allah memandang usaha kita dalam menghadapi ujian tersebut. Percayalah, setiap orang mempunyai peluang untuk berubah, terpulang kepada kita untuk mencorakkan bentuk perubahan itu.
Teruskan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Walaupun ia sangat sukar untuk dilaksanakan lantaran iman manusia yang sentiasa bertambah dan sentiasa berkurang. Lagikan cinta kepada manusia sanggup kita lakukan apa sahaja untuk mendapatkannya, apatah lagi CINTA kepada PEMILIK SEGALA CINTA, di mana apabila kita memperolehi CINTA PEMILIK SEGALA CINTA itu, cinta hamba-Nya akan turut menjadi milik kita. Tidak mahukan kita memilikinya? Andai ia dapat digapai, nescaya kepedihan kehidupan di dunia ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya yang kita perolehi.
Semoga kekuatan dan ketenangan sentiasa mengiringi hati-hati yang diuji dengan segala mehnah dan tribulasi dunia yang merindui kasih dan rahmat-Nya. Amin..

Nak Berubah Tak susah sahabat,, Jom Kita Berubah.. :)



Pasti dalam diri kita pasti pernah terdetik untuk berubah. Hatta perompak pun pasti dalam suatu saat dalam hidupnya ingin berubah. Mahu berubah ke arah mana? Berubah ke arah kebaikan. Apabila kita ada rasa ingin berubah atau melihat orang yang berada dalam keadaan ingin berubah ini, suka diingatkan untuk kita,  janganlah kita menganggap refleksi itu sebagai ‘buang tabiat’ sebaliknya hendaklah kita fahami dengan yakin, bahawa itulah sebenarnya fitrah.
Mari kita sama – sama bermuhasabah, bagaimana kita melayan dosa-dosa kita? bagaimana kita melayan kesilapan – kesilapan lalu kita. Adakah kita menganggap dosa itu satu perkara kecil? Hingga kita melengah-lengahkan taubat kita kepada Allah SWT? Apakah kita menganggap, dosa itu satu perkara yang bersih, sehingga kita tidak tergerak untuk mencucinya segera?
 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” (Al-Baqarah :ayat 222)
Kalau najis, kita berusaha menyisihkannya dari diri kita. Hatta tahi cicak, apabila kita nampak di dalam rumah, di atas masjid, kita akan menyapu buang. Jangan kata perkara najis, perkara yang tak najis, macam kertas bersepah, pun kita akan usaha kemas.  Apabila kita terkena kotoran najis, kita pasti merubah tempat yang dicemari najis itu dengan kebersihan agar kita berasa lebih yakin dan suci dari kekotoran najis tersebut kan. kita cuci dan sental giler giler punya najis itu sehingga hilang segala kotoran.
Tapi bagaimana diri kita? bab dosa ini. Memang tidak dapat dinafikan antara kita tiada yang tidak pernah melakukan dosa termasuklah yang menulis ini. Tapi bagaimana kita melihat dosa itu yang penting. Pesan pada diri kita, jangan biarkan diri kita ini melihat dosa itu ibarat lalat yang hinggap pada hidung, kuis sikit dan lalat itu terus lari. Tetapi, pandanglah dosa itu seperti gunung yang akan menghempap kita dengan najis yang jijik dan memualkan.
Setiap anak adam pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat” (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Pakaian yang kotor akan menjadikan manusia gelisah. Pakaian yang bersih pula akan menjadikan manusia merasa tenang dan tidak gundah. Pilihan sentiasa ada di tangan kita. Selagi Allah masih meminjamkan oksigen kepada kita, selagi Allah masih meminjamkan jasad untuk kita, selagi Allah masih meminjamkan nyawa untuk kita, peluang dan ruang untuk berubah itu sentiasa ada. Sentiasa ada bukan langsung tiada !
Bayangkan jika anda sudah terjerumus di kawasan lumpur, adakah anda mahu membiarkan lumpur – lumpur yang terlekat di badan anda begitu sahaja tanpa ada rasa mahu membersihkannya? Pasti anda mahu membersihkannya bukan? Oleh itu, marilah kita bersihkan diri kita daripada lumpur – lumpur dosa kerna jika kita biarkan lumpur itu begitu saja lama kelamaan lumpur yang terlekat pada  kita itu akan susah dibersihkan.
Mahu berubah kerana apa dan siapa?
Mari pasakkan dalam diri bahawa perubahan itu adalah kerana Allah dan semata-mata mahukan keredhaanNya sahaja. Sama sekali bukan kerana manusia atau material yang lain. Jika mahu berubah meninggalkan maksiat atau mahu berubah menjadi baik dengan niat kerana Allah, InsyaAllah jika didatangi godaan yang kita tidak sangka, maka kita tetap akan bertahan dengan prinsip perubahan tersebut kerana niat asal kita adalah kerana Allah.
Pesan seorang sahabat saya, “jika kita mahu perubahan kita itu kekal, marilah kita berubah benar –benar hanya kerna Allah Yang Kekal”. Renung – renungkan dan selamat beramal .
Mari berubah kerna sayang,
Sayangkan akan diri kita agar tidak hilang keredhaan Allah kepada diri kita. Setkan dalam minda anda, Nak berubah tak susah ! just do it :)
Moga Allah redha.